bima................

Tak terasa air mataku meleleh melihat dirimu begitu rapuh.
Dulu kau begitu megah dan angkuh berdiri, sekarang bagai terseok-seok ingin bertahan hidup tapi tak bisa.
Bima, Tanahku Bergejolak…
Bom-bom itu berkoar-koar memekak telinga berkejaran dengan para pejuang yang mengatasnamakan rakyat itu, menghacurkan apa saja yang ia lewati.
Mereka yang dengan beringas menghancurkan, membakar, menelan sebuah kenangan indah dan menyisakan tangisan.
Bima, Tanahku Bergejolak…
Berharap kau mau mengasihaniku, memberiku sedikit senyuman hangat untuk secercah harap esok pagi.
Bima, tanahku bergejolak…
Kemana semua orang yang berjiwa tenang itu?
Mata teduhnya seakan berubah menjadi mata serigala yang nyalang.
Semua ingin dilahap, termasuk aku yang tak berdaya ini.
Bima, Tanahku bergejolak…
Hatiku trenyuh, Galau…
Kini bayangmu saja dapat menelanku dalam satu tegukan.
Apalagi fisikmu yang besar dan berotot itu?
Bima, akau tau kau orang yang baik, bijaksana dan berhati emas.
Bima, Tanahku yang Bergejolak…
Cinta dan asamu tak akan pupus walau badai matahari kini menerpa wajah santunmu…
Imey Patimeh (Bima, 26 Januari 2012)